KALIMANTAN UTARA – Sidang parlemen dadakan dilakukan oleh 70 anggota parlemen Myanmar yang berasal dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Kamis 4 Februari 2021.
Upacara tersebut dilakukan setelah militer mengultimatum para anggota parlemen terpilih untuk meninggalkan kawasan ibu kota Myanmar, Naypyitaw.
Pengambilan Sumpah Tetap Dilakukan Meski Militer Mengecam
Pengambilan sumpah dilakukan di wisma pemerintah, lantaran Gedung Parlemen dikuasai oleh militer Myanmar. Perlu diketahui dari sekitar 400 anggota parlemen terpilih kebanyakan memilih meninggalkan Naypyitaw.
Para anggota parlemen yang memilih bertahan kemudian nekat menggelar pengambilan sumpah, meskipun ditolak oleh militer.
Anggota parlemen NLD yang terpilih kembali, Daw Phyu Phyu Thin menjelaskan jika terkait sidang parlemen yang nekat dilakukan. Dirinya menjelaskan jika tempat tidak akan menjadi masalah selama ada anggota parlemen yang hadir.
BACA JUGA:
“Tidak ada yang bisa merampas legitimasi status anggota parlemen yang diberikan kepada kami oleh rakyat. Itu sebabnya, kami bersumpah sebagai anggota parlemen — untuk rakyat,” jelas Phyu Thin dilansir dari The Irrawaddy.
Phyu Thin tidak luput untuk mengutuk rezim militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan sah Myanmar. Selain itu, dirinya juga menyayangkan tuduhan koyol yang menyasar Aung San Suu Kyi.
"Anggota parlemen lain yang telah kembali ke rumah akan segera mengambil sumpah mereka secara online," jelasnya.
Perlu diketahui, pada Kamis 4 Februari 2021 sore, masyarakat di seluruh Myanmar telah bergabung untuk menyambut pengambilan sumpah para anggota parlemen tersebut.
Selain 70 Anggota Parlemen Myanmar yang nekat melakukan sidang, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!