Bagikan:

JAKARTA — Vivo X200 Ultra resmi meluncur pada April 2025 sebagai flagship yang mengedepankan kemampuan fotografi. Vivo bahkan menyebut perangkat ini sebagai “kamera saku yang bisa menelepon”, dan ulasan dari berbagai pihak menegaskan bahwa kemampuan foto dan videonya benar-benar luar biasa.

Vivo X200 Ultra dilengkapi tiga kamera belakang berkelas profesional. Kamera utamanya menggunakan sensor 50MP Sony LYT-818 (1/1.28”) dengan lensa 35mm f/1.7 dan stabilisasi gimbal. Vivo bekerja sama dengan Zeiss untuk meningkatkan kualitas optik, menghadirkan lensa dengan lapisan Zeiss T* dan kaca GLC 2.0 yang mampu mengurangi pantulan cahaya secara signifikan.

Kamera ultra-wide-nya juga memakai sensor 50MP Sony LYT-818 dengan lensa 14mm f/2.0 “Hawk Eye”, yang diklaim dapat menangkap cahaya 181% lebih banyak dibanding versi sebelumnya. Baik kamera utama maupun ultra-wide dibekali OIS (optical image stabilization), termasuk sistem dual-axis untuk ultra-wide.

Kamera ketiga adalah lensa telefoto 200MP dengan sensor Samsung Isocell HP9 (1/1.4”), lensa periskop 85mm f/2.3 (setara zoom 3.7×), dan OIS tingkat 5.0. Vivo menyebutnya sebagai telefoto kelas APO pertama di ponsel, menggunakan lensa enam elemen dari Zeiss yang mampu mengurangi aberasi warna. Pengguna juga bisa menambahkan converter Zeiss 200mm untuk memperpanjang zoom hingga sekitar 8.7×.

Ukuran sensor yang hampir serupa di ketiga kamera—1/1.28” untuk utama dan ultra-wide, 1/1.4” untuk telefoto—membuat hasil gambar konsisten di semua level zoom. Menurut ulasan dari Notebookcheck dan Gizmochina, ketiga kamera ini memiliki kualitas setara, hingga mereka menyebut “setiap kamera bisa jadi kamera utama”.

Vivo X200 Ultra dibekali dua chip pemrosesan gambar: VS1 dan V3+. VS1 menangani pemrosesan awal, seperti bokeh, HDR, dan pengurangan noise menggunakan AI, sementara V3+ fokus pada pemrosesan akhir. Kombinasi keduanya menghasilkan peningkatan kualitas gambar yang signifikan dibanding model sebelumnya.

Mode Pemotretan dan Fitur Video Lengkap

Vivo menyematkan banyak mode pemotretan seperti “Humanistic Street Photography” dengan efek film klasik di 35mm, serta “Super Moon” dan “Starry Sky” untuk pengambilan gambar malam hari. Ketiga kameranya mendukung video hingga 8K 30fps dan 4K 60fps dalam 10-bit Log. Ada juga fitur slow-motion 4K di 120fps dan perekaman Dolby Vision HDR dengan dynamic range hingga 14 stop.

Terdapat juga mode “Zeiss Natural Color” untuk warna lebih alami, meski default-nya cenderung agak cerah. Pengguna bisa mengatur ketajaman dan warna sesuai preferensi.

Vivo menyediakan aksesori tambahan seperti tombol shutter fisik dan Photography Kit yang mencakup battery grip, kontrol kamera, dan adaptor lensa 67mm. Salah satu lensa tambahannya adalah teleconverter Zeiss 2.35× yang mengubah lensa 85mm menjadi sekitar 200mm f/2.3. Meski berbahan plastik, perangkat tambahan ini menambah fitur penting seperti pemasangan tripod dan daya tahan baterai ekstra.