JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berencana menggratiskan seluruh layanan bus Transjabodetabek begitu keenam trayek resminya beroperasi. Kebijakan itu disusun bersama Gubernur Banten Andra Soni dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai bagian dari integrasi transportasi di kawasan megapolitan.
“Kami sepakati, dalam jangka menengah‑panjang, Transjabodetabek akan digratiskan,” ujar Pramono di Halte Transjakarta Blok M, Jakarta Selatan, Kamis 24 April. Ia menyebut Pemprov Jakarta tengah menyiapkan skema subsidi yang menjamin operator tetap berkelanjutan tanpa membebani penumpang.
Saat ini pengguna Transjabodetabek masih membayar Rp3.500 per perjalanan. Setelah sistem subsidi rampung dan seluruh rute—termasuk S61 Alam Sutera–Blok M yang hari ini diluncurkan—berjalan optimal, pemotongan tarif akan dilakukan bertahap hingga nol rupiah.
Penumpang Transjabodetabek nantinya juga bebas biaya saat lanjut naik Transjakarta, menegaskan komitmen integrasi tarif antarmoda.
Pramono menargetkan enam trayek Transjabodetabek rampung tahun ini. Selain S61, lima rute yang disiapkan ialah PIK 2–Pluit, PIK 2–Jembatan Baru, Kota Wisata–Cawang via Jatiasih, Binong–Grogol, dan Jatijajar–Kampung Rambutan.
Ia menugaskan Dinas Perhubungan dan manajemen Transjakarta melakukan ekspansi besar‑besaran, termasuk menjangkau wilayah yang belum terhubung angkutan massal.
Dengan 70 ribu penumpang per hari yang sudah memanfaatkan layanan gratis di dalam Jakarta, Pemprov memproyeksikan lonjakan signifikan setelah Transjabodetabek diterapkan.
“Warga Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, bahkan Cianjur akan bisa ke Jakarta tanpa ongkos selama masa program ini,” kata Pramono.
Skema subsidi akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta serta kontribusi pemerintah pusat dan provinsi mitra, serupa pola Buy The Service (BTS).
BACA JUGA:
Namun detail besaran anggaran dan tenggat penerapan tarif nol rupiah belum diungkap, menunggu kajian finansial dan penyesuaian regulasi lintas provinsi.
Pramono menegaskan kebijakan transportasi gratis menjadi bagian dari strategi menekan kemacetan dan emisi karbon, sekaligus meningkatkan mobilitas pekerja harian di lingkup Jabodetabek‑Cianjur.