BNPB Sebut 103 Orang Meninggal dan 7.064 Warga Mengungsi Akibat Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur
Dampak gempa Cianjur yang meluluhlantahkan ruamh warga. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Plt. Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari merilis data terbaru korban gempa Cianjur denagn  Magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 22 November.

"Total korban jiwa 103 orang meninggal dunia, 31 orang hilang, 377 orang luka-luka, 1 orang luka berat, 1 orang luka sedang, 11 orang luka ringan," kata Abdul Muhari saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 22 November, siang.

Selain korban jiwa lebih dari seratus orang, BNPB juga menyebutkan sebanyak 661 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 7.064 jiwa terpaksa mengungsi. "103 orang meninggal dunia tercatat sebagai warga Kabupaten Cianjur yang berada di Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku dan Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur. Sedangkan pendataan masih dilakukan di Kecamatan Cugenang," paparnya.

Abdul Muhari juga menjelaskan, dampak gempa di Kabupaten Cianjur menghancurkan sedikitnya terdapat 2.835 rumah rusak ringan, 2 unit rumah rusak sedang, 2 unit rumah rusak berat, 5 fasilitas kesehatan rusak, 6 gedung perkantoran rusak, 13 fasilitas pendidikan rusak, 5 fasilitas ibadah rusak dan 1 ruko rusak. "2 titik ruas jalan nasional dan jalan kabupaten tertimbun longsor serta 2 jembatan rusak," kata Abdul.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, sejarah mencatat sebanyak 14 kali gempa merusak terjadi di kawasan Cianjur-Sukabumi.

"Untuk pertama kalinya, gempa Cianjur-Sukabumi tercatat pada tahun 1844. Sebelum tahun 1844 pernah juga terjadi gempa, tapi tidak tercatat," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 22 November.

Ia mengatakan gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang kawasan Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November, menjadi salah satu gempa yang merusak.