BMKG Prediksi Hujan Lebat Diseratai Kilat dan Angin Kencang di Kalbar 8-14 November
Ilustrasi - Hujan lebat mengguyur Kota Pontianak, Provinsi Kalbar . (ANTARA)

Bagikan:

KALBAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, memprediksi dalam seminggu ke depan Kalbar berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

"Prakiraan cuaca untuk seminggu ke depan mulai 8-14 November 2021 di wilayah Kalbar, akan terjadi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang berdurasi singkat," kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak Debiriyan Saputri saat dihubungi di Sungai Raya, Antara, Kamis, 4 November. 

Dampak cuaca hujan dengan intensitas lebat yang sering terjadi di Kalbar adalah banjir pada musim hujan dan kabut asap saat musim kemarau panjang. Untuk bencana banjir biasanya terjadi pada Januari, Maret, April, November, dan Desember.

"Cuaca hujan berpotensi ringan hingga lebat yang biasa terjadi di Kalbar ini menyebabkan banjir dan kabut asap (musim kemarau, red.), maka dari itu diimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.

BMKG sebelumnya menyampaikan peringatan dini mengenai potensi hujan lebat yang bisa menyebabkan banjir di belasan wilayah di provinsi itu.

Selain Kalimantan Barat, provinsi lain, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga menghadapi potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan adanya dampak dari hujan intensitas sedang hingga lebat, seperti banjir, genangan, tanah longsor, khususnya pada wilayah yang sering terjadi bencana tersebut.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait lainnya telah menggelar apel siap siaga dalam menghadapi terjadinya bencana banjir, terutama yang disebabkan oleh alam.

Ia menambahkan Kota Pontianak sering terjadi bencana, seperti puting beliung, genangan air, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla), apalagi saat ini beberapa kabupaten di Kalbar sedang dilanda banjir yang cukup parah.

"Ini menjadi atensi bagi kita untuk tetap waspada terhadap bencana banjir mengingat masih satu pulau dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi juga di Pontianak," katanya.

Data bencana lima tahun terakhir yang terjadi di Kota Pontianak, mulai 2017 hingga 2020, yakni kebakaran pemukiman dan ruko 125 kasus, karhutla 98 kasus, puting beliung sembilan kali, dan banjir enam kali.

Dalam menghadapi bencana alam, Bahasan mengingatkan segala peralatan dan sarana prasarana pendukung yang dimiliki oleh masing-masing instansi dipersiapkan.

"Untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai maupun yang tinggal di wilayah rawan angin puting beliung untuk selalu waspada dan siaga," katanya.